Mulai Dengan Rp 100 Ribu/ Bulan

Mulai Dengan Rp 100 Ribu/ Bulan
  • home
Home » » Menyiapkan Uang Muka Rumah Dengan Investasi Kecil Setiap Bulan

Menyiapkan Uang Muka Rumah Dengan Investasi Kecil Setiap Bulan

Uang muka pembelian rumah bisa disiapkan dengan skema investasi. Dimana setelah dihitung dana akan dibutuhkan, investasi akan dilakukan secara berkala setiap bulan selama waktu yang ditentukan.

Sebagai contoh. seorang karyawan dengan pendapatan sekitar Rp 2 juta perbulan mempunyai rencana jangka panjang untuk membeli rumah dalam 5 tahun ke depan. Maka pilihan yang mungkin bagi karyawan itu adalah membeli rumah dengan cara kredit. Untuk itu dia perlu menyiapkan sejumlah dana sebagai uang muka pembelian rumah. Dari perhitungan yang dilakukan untuk membeli rumah tipe 36, karyawan tersebut memperkirakan dana yang diperlukan sekitar Rp 50 juta. Dengan rincian Rp 30 juta sebagai uang muka dan Rp 20 juta sebagai biaya akad kredit nantinya.


Dengan target rumah yang akan dibeli berada di pinggiran kota, diharapkan kenaikan harga rumah masih dalam batas dana yang akan disiapkan. Dengan gaji sekitar Rp 2 juta per bulan, jumlah gaji yang disarankan untuk di simpan adalah sebesar 30%, berarti sekitar Rp 600 ribu per bulannya. Jika ingin berinvestasi di pasar modal tetapi  pengetahuan investasi masih belum cukup maka disarankan memilih instrumen reksadana. Dengan rencana investasi selama 5 tahun maka masuk kategori jangka panjang. Untuk Jangka panjang produk reksadana saham dengan dengan imbal hasil tinggi adalah pilihan tepat. Rata- rata imbal hasil reksadana saham adalah 18% - 20 % pertahun.

Dari simulasi perhitungan investasi Reksadana Berjangka, dengan investasi rutin setiap bulan Rp 600 ribu maka setelah 5 tahun total investasi dan imbal hasil yang didapatkan sebesar Rp 51 juta. Untuk simulasi kalkulator Investasi Reksadana Berjangka bisa di download pada link Download Simulasi Investasi Ringan Reksadana Berkala

Namun setiap investasi memiliki resiko. resiko investasi di reksadana saham adalah harga saham yang bergerak turun akan mengurangi nilai investasi. Tetapi resiko ini akan diimbangi dengan skema investasi jangka panjang. Harga saham akan bergerak berfluktuasi (naik turun ) dalam jangka pendek. Namun secara histori bursa saham akan selalu naik secara konstan dalam jangka panjang. Maka potensi kenaikan inilah yang akan menjadi keuntungan reksadana saham.

Selamat Beinvestasi

Statistic Pengunjung