Mulai Dengan Rp 100 Ribu/ Bulan

Mulai Dengan Rp 100 Ribu/ Bulan
  • home
Home » » Ingin Imbal Hasil Tinggi Ambil Reksadana Saham

Ingin Imbal Hasil Tinggi Ambil Reksadana Saham

Saham merupakan investasi yang paling tinggi imbal hasilnya di pasar modal. Tetapi investasi yang high return juga adalah investasi yang high risk. Selain memberikan imbal hasil tinggi saham juga mempunyai resiko tinggi. Banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi lansung di pasar saham karena daya tarik imbal hasilnya. dan banyak investor yang menuai sukses dengan menjadikan saham sebagai aset investasi jangka panjang. 

Investor yang berinvestasi lansung pada saham dibedakan dalam dua kategori. Jika investor tersebut membeli surat saham dan menyimpannya dalam waktu yang cukup lama, maka investor seperti ini disebut melakukan investasi saham. Artikel detik finance pernah memberitakan kisah sukses seorang investor peorangan yang membeli saham Aqua sebesar Rp 750 ribu pada tahun 1994. Kemudian Aqua melakukan Buyback, saham dari masyarakat dibeli dengan harga tinggi pada tahun 2011. Saat dilakukan buybuck nilai semua saham investor perorangan tadi adalah Rp 109 juta. Jadi selama 17 tahun nilai investasinya bertumbuh sebanyak 145 kali lipat.


Kategori lain investor saham adalah trader. Pada kategori ini investor membeli, menahan, dan menjual saham dalam rentang waktu yang singkat yang istilahnya disebut Trading Saham. Para Trader paling lama menahan sahamnya sekitar 6 bulan. Memanfaatkan fluktuasi harga saham trader membeli saham ketika harganya turun dan menjual kembali saat harga naik dalam waktu singkat. Tak jarang trader menjual rugi sahamnya ketika harga saham pilihannya terus turun, dan trader harus mengambil kembali dana investasinya untuk dibelikan lagi saham lain yang lebih menjanjikan. Trading saham membutuhkan dana yang besar, karena fluktuasi harga saham dalam waktu singkat tidak terlalu tinggi. Misalnya selama 3 bulan harga suatu saham naik dari Rp 1000 menjadi Rp 1100 per lembarnya. Trader yang menginvestasikan dana sebesar Rp 500 juta pada saham tersebut akan menikmati imbal hasil sebesar Rp 50 juta. Tetapi jika dana yang diinvestasikan adalah Rp 10 juta, maka imbal hasil yang diperoleh adalah Rp 1 juta. Nilai Rp 1 juta tidak sebanding dengan energi dan waktu yang harus dikeluarkan oleh trader untuk selalu memonitor pergerakan saham. Karena harus selalu siap untuk menjual saham untuk menghilangkan potensi rugi. Demikian juga sebaliknya jika saham turun tentu trader harus siap dengan resiko nilai investasinya akan berkurang dalam waktu singkat.

Dari gambaran hal di atas jelas bahwa saham akan naik nilainya dengan pasti dalam jangka panjang. Untuk itu jika ingin keuntungan yang pasti dari saham, investasi harus dilakukan dengan jangka panjang. Selanjutnya investor harus memilih saham yang diperkirakan akan naik dalam jangka panjang. Dan untuk ini diperlukan pengetahuan yang cukup untuk melakukan riset terhadap kinerja emiten saham (perusahaan penerbit saham), apakah mempunyai potensi untuk selalu mencetak untung dalam jangka panjang atau malah akan rugi kedepannya. Kemudian investor perlu menyiapkan modal awal investasinya. Jika berkaca pada investor saham Aqua di atas maka dana awal yang dia siapkan adalah Rp 750 Ribu pada tahun 1994, yang pada masa sekarang nilainya setara dengan Rp 4 juta.


Jika investor pemula, seperti seorang karyawan dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan. Ingin memulai investasi dengan dana sebesar Rp 4 juta pada saham yang tepat. Maka investor ini memiliki kekurangan yang berpotensi menjadi kerugian, yaitu kecakapan investor pemula untuk menilai emiten saham yang memberikan return maksimal dalam jangka panjang. Jika memilih saham dengan kinerja  yang "biasa" maka kenaikan nilai investasinya tidak akan terlalu signifikan, walaupun dalam jangka panjang. Dan nilai investasi Rp 4 juta hanya akan bertumbuh sedikit dalam rentang waktu investasi. Kemudian potensi kerugian yang kedua adalah jika memilih saham yang "salah" maka investor akan mengalami penurunan nilai investasi. Banyak emiten saham yang harga sahamnya turun menjadi 1/4 dari harga semula dalam 5 tahun.

Jika investor pemula ingin menikmati imbal hasil tinggi dari kenaikan harga saham, investor bisa mengambil reksadana saham sebagai pilihan. Seperti namanya reksadana saham menginvestasikan dana nasabahnya pada saham. Dimana investasi tersebut dikelola oleh perusahaan manejer investasi yang memiliki tim yang komplit untuk membantunya dalam memilih saham-saham yang memiliki prospek bagus ke depannya. Dari berita akhir tahun 2013 bisa diketahui banyak kinerja produk reksadana saham mengalahkan kinerja Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Rata-rata imbal hasil reksadana saham adalah 18 % - 20% per tahun, berdasarkan data kinerja beberapa tahun terakhir.

Keuntungan lainnya reksadana saham adalah investor bisa memulai investasi dengan dana kecil. Seperti produk reksadana lainnya, reksadana saham bisa dibeli secara berjangka setiap bulan dengan minimal pembelian Rp 100 ribu - Rp 250 ribu tergantung Perusahaan Manejer Investasinya. Jika investor ingin berinvestasi jangka panjang katakanlah dalam waktu 10 tahun pada reksadana saham, maka selama 10 tahun investor hanya perlu menyisihkan dana minimal Rp 100 ribu per bulan untuk berinvestasi.

Selamat Beinvestasi


Statistic Pengunjung