Mulai Dengan Rp 100 Ribu/ Bulan

Mulai Dengan Rp 100 Ribu/ Bulan
  • home

Beli Reksadana Online Dengan Mudah

Sekarang transaksi reksadana menjadi lebih mudah. Banyak perusahaan investasi memberikan fasilitas transaksi online. Dengan fasilitas online nasabah bisa membeli atau menjual aset investasinya kapan saja dan dimana saja. Dan tidak perlu repot harus menyerahkan setiap bukti transaksi secara manual seperti reksadana konvensional.

Hal ini memang salah satu strategi dari Manejer Investasi untuk menggaet nasabah ritel. Diharapkan dengan kemudahan fasilitas online semakin banyak nasabah ritel atau perorangan yang berinvestasi di reksadana.

Cara membeli dan mendapatkan fasilitas reksadana online sangat mudah. Pertama tentukan Manejer Investasi yang akan di pilih. Contoh manejer investasi yang terdaftar adalah PT Danareksa Investment Management, PT Panin Asset Management, PT AAA Asset Management,  PT Bahana TCW Investment Management, dll. Nasabah bisa membuka website atau situs perusahaan tersebut di internet. Masuklah ke bagian pendaftaran nasabah baru dan isi formulir pendaftaran. Biasanya setelah dilengkapi formulir harus di download dan dicetak. Hard copy formulir dan lampiran (seperti KTP, bukti identitas ,dll) harus di bawa ketika proses verifikasi ke kantor/ cabang perusahaan Manejer Investasi.

Boleh dikatakan calon investor atau nasabah harus mengikuti dua proses untuk membuka rekening investasi reksadana. Pertama mendaftar secara online kemudian menyerahkan formulir dari pendaftaran online ke petugas di kantor Manejer Investasi. Proses yang kedua harus dilakukan karena sesuai dengan aturan Bank Indonesia (BI) dan OJK, bahwa sebelum membuka rekening investasi  pihak manejer investasi harus bertatap muka  dengan calon investor atau nasabah untuk verifikasi data. Kedepannya aturan yang kedua ini akan direvisi menjadi lebih mudah.

Pada waktu verifikasi data di kantor manejer investasi, nasabah akan diberi penjelasan tentang tata cara transaksi online pembelian dan penjualan kembali produk reksadana. Dan nasabah akan mendapatkan username dan password untuk bertransaksi secara online di website atau situs manejer investasi. Akun online nasabah akan aktif setelah 2 -3 hari setelah pendaftaran. Selain username dan password transaksi online, nasabah juga akan dibuatkan rekening virtual atas nama sendiri pada Bank Kustodian. Rekening ini nanti yang berfungsi sebagai penampung dana yang disetorkan nasabah untuk pembelian produk reksadana. Penjelasan tentang bank kustodian bisa dilihat di sini.

Setelah akun online aktif investor atau nasabah bisa bertransaksi sendiri. Investor bisa memerintahkan pembelian atau penjualan produk reksadana dengan masuk ke situs manejer investasi. Setelah menentukan jumlah pembelian, investor akan diinfokan lewat email tentang nomor rekening virtual di Bank Kustodian untuk produk reksadana yang dibeli. Selanjutnya investor bisa mentransfer dana pembelian ke rekening virtual ( Bisa dengan via ATM, internet banking, mobile banking atau manual di Bank). Untuk diketahui rekening virtual adalah atas nama investor, sebagai contoh pada PT Danareksa Investment Management setiap produk reksadana yang berbeda memiliki nomor rekening virtual yang berbeda. Jika investor membeli tiga jenis produk reksadana maka investor akan memiliki tiga rekening virtual atas nama sendiri pada Bank Kustodian.

Selamat Berinvestasi

Download Simulasi Investasi Ringan Reksadana Berkala


Agar tidak memberatkan, investasi reksadana bisa dilakukan dengan berkala. Setiap bulan investor menyisihkan sebagian pendapatan untuk dibelikan produk reksadana. Investasi perbulan bisa dilakukan dengan jumlah kecil. Nilai potensi pertumbuhan dan hasil investasi berkala dapat dihitung dengan kalkulator exel berikut :


Investor bisa memasukkan berapa lama investasi akan dilakukan (dalam tahun) dan berapa lama nilai investasi setiap bulannya. Dan dengan memasukkan perkiraan imbal hasil produk reksadana akan diketahui berapa perkiraan hasil investasi.

Rumus kalkulator di atas bersifat ilustrasi. Hasil investasi aktualnya akan disesuaikan dengan data yang akan dikeluarkan Manejer Investasi pemilik produk reksadana.

Selamat Beinvestasi

Menyiapkan Uang Muka Rumah Dengan Investasi Kecil Setiap Bulan

Uang muka pembelian rumah bisa disiapkan dengan skema investasi. Dimana setelah dihitung dana akan dibutuhkan, investasi akan dilakukan secara berkala setiap bulan selama waktu yang ditentukan.

Sebagai contoh. seorang karyawan dengan pendapatan sekitar Rp 2 juta perbulan mempunyai rencana jangka panjang untuk membeli rumah dalam 5 tahun ke depan. Maka pilihan yang mungkin bagi karyawan itu adalah membeli rumah dengan cara kredit. Untuk itu dia perlu menyiapkan sejumlah dana sebagai uang muka pembelian rumah. Dari perhitungan yang dilakukan untuk membeli rumah tipe 36, karyawan tersebut memperkirakan dana yang diperlukan sekitar Rp 50 juta. Dengan rincian Rp 30 juta sebagai uang muka dan Rp 20 juta sebagai biaya akad kredit nantinya.


Dengan target rumah yang akan dibeli berada di pinggiran kota, diharapkan kenaikan harga rumah masih dalam batas dana yang akan disiapkan. Dengan gaji sekitar Rp 2 juta per bulan, jumlah gaji yang disarankan untuk di simpan adalah sebesar 30%, berarti sekitar Rp 600 ribu per bulannya. Jika ingin berinvestasi di pasar modal tetapi  pengetahuan investasi masih belum cukup maka disarankan memilih instrumen reksadana. Dengan rencana investasi selama 5 tahun maka masuk kategori jangka panjang. Untuk Jangka panjang produk reksadana saham dengan dengan imbal hasil tinggi adalah pilihan tepat. Rata- rata imbal hasil reksadana saham adalah 18% - 20 % pertahun.

Dari simulasi perhitungan investasi Reksadana Berjangka, dengan investasi rutin setiap bulan Rp 600 ribu maka setelah 5 tahun total investasi dan imbal hasil yang didapatkan sebesar Rp 51 juta. Untuk simulasi kalkulator Investasi Reksadana Berjangka bisa di download pada link Download Simulasi Investasi Ringan Reksadana Berkala

Namun setiap investasi memiliki resiko. resiko investasi di reksadana saham adalah harga saham yang bergerak turun akan mengurangi nilai investasi. Tetapi resiko ini akan diimbangi dengan skema investasi jangka panjang. Harga saham akan bergerak berfluktuasi (naik turun ) dalam jangka pendek. Namun secara histori bursa saham akan selalu naik secara konstan dalam jangka panjang. Maka potensi kenaikan inilah yang akan menjadi keuntungan reksadana saham.

Selamat Beinvestasi

Ingin Imbal Hasil Tinggi Ambil Reksadana Saham

Saham merupakan investasi yang paling tinggi imbal hasilnya di pasar modal. Tetapi investasi yang high return juga adalah investasi yang high risk. Selain memberikan imbal hasil tinggi saham juga mempunyai resiko tinggi. Banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi lansung di pasar saham karena daya tarik imbal hasilnya. dan banyak investor yang menuai sukses dengan menjadikan saham sebagai aset investasi jangka panjang. 

Investor yang berinvestasi lansung pada saham dibedakan dalam dua kategori. Jika investor tersebut membeli surat saham dan menyimpannya dalam waktu yang cukup lama, maka investor seperti ini disebut melakukan investasi saham. Artikel detik finance pernah memberitakan kisah sukses seorang investor peorangan yang membeli saham Aqua sebesar Rp 750 ribu pada tahun 1994. Kemudian Aqua melakukan Buyback, saham dari masyarakat dibeli dengan harga tinggi pada tahun 2011. Saat dilakukan buybuck nilai semua saham investor perorangan tadi adalah Rp 109 juta. Jadi selama 17 tahun nilai investasinya bertumbuh sebanyak 145 kali lipat.


Kategori lain investor saham adalah trader. Pada kategori ini investor membeli, menahan, dan menjual saham dalam rentang waktu yang singkat yang istilahnya disebut Trading Saham. Para Trader paling lama menahan sahamnya sekitar 6 bulan. Memanfaatkan fluktuasi harga saham trader membeli saham ketika harganya turun dan menjual kembali saat harga naik dalam waktu singkat. Tak jarang trader menjual rugi sahamnya ketika harga saham pilihannya terus turun, dan trader harus mengambil kembali dana investasinya untuk dibelikan lagi saham lain yang lebih menjanjikan. Trading saham membutuhkan dana yang besar, karena fluktuasi harga saham dalam waktu singkat tidak terlalu tinggi. Misalnya selama 3 bulan harga suatu saham naik dari Rp 1000 menjadi Rp 1100 per lembarnya. Trader yang menginvestasikan dana sebesar Rp 500 juta pada saham tersebut akan menikmati imbal hasil sebesar Rp 50 juta. Tetapi jika dana yang diinvestasikan adalah Rp 10 juta, maka imbal hasil yang diperoleh adalah Rp 1 juta. Nilai Rp 1 juta tidak sebanding dengan energi dan waktu yang harus dikeluarkan oleh trader untuk selalu memonitor pergerakan saham. Karena harus selalu siap untuk menjual saham untuk menghilangkan potensi rugi. Demikian juga sebaliknya jika saham turun tentu trader harus siap dengan resiko nilai investasinya akan berkurang dalam waktu singkat.

Dari gambaran hal di atas jelas bahwa saham akan naik nilainya dengan pasti dalam jangka panjang. Untuk itu jika ingin keuntungan yang pasti dari saham, investasi harus dilakukan dengan jangka panjang. Selanjutnya investor harus memilih saham yang diperkirakan akan naik dalam jangka panjang. Dan untuk ini diperlukan pengetahuan yang cukup untuk melakukan riset terhadap kinerja emiten saham (perusahaan penerbit saham), apakah mempunyai potensi untuk selalu mencetak untung dalam jangka panjang atau malah akan rugi kedepannya. Kemudian investor perlu menyiapkan modal awal investasinya. Jika berkaca pada investor saham Aqua di atas maka dana awal yang dia siapkan adalah Rp 750 Ribu pada tahun 1994, yang pada masa sekarang nilainya setara dengan Rp 4 juta.


Jika investor pemula, seperti seorang karyawan dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan. Ingin memulai investasi dengan dana sebesar Rp 4 juta pada saham yang tepat. Maka investor ini memiliki kekurangan yang berpotensi menjadi kerugian, yaitu kecakapan investor pemula untuk menilai emiten saham yang memberikan return maksimal dalam jangka panjang. Jika memilih saham dengan kinerja  yang "biasa" maka kenaikan nilai investasinya tidak akan terlalu signifikan, walaupun dalam jangka panjang. Dan nilai investasi Rp 4 juta hanya akan bertumbuh sedikit dalam rentang waktu investasi. Kemudian potensi kerugian yang kedua adalah jika memilih saham yang "salah" maka investor akan mengalami penurunan nilai investasi. Banyak emiten saham yang harga sahamnya turun menjadi 1/4 dari harga semula dalam 5 tahun.

Jika investor pemula ingin menikmati imbal hasil tinggi dari kenaikan harga saham, investor bisa mengambil reksadana saham sebagai pilihan. Seperti namanya reksadana saham menginvestasikan dana nasabahnya pada saham. Dimana investasi tersebut dikelola oleh perusahaan manejer investasi yang memiliki tim yang komplit untuk membantunya dalam memilih saham-saham yang memiliki prospek bagus ke depannya. Dari berita akhir tahun 2013 bisa diketahui banyak kinerja produk reksadana saham mengalahkan kinerja Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Rata-rata imbal hasil reksadana saham adalah 18 % - 20% per tahun, berdasarkan data kinerja beberapa tahun terakhir.

Keuntungan lainnya reksadana saham adalah investor bisa memulai investasi dengan dana kecil. Seperti produk reksadana lainnya, reksadana saham bisa dibeli secara berjangka setiap bulan dengan minimal pembelian Rp 100 ribu - Rp 250 ribu tergantung Perusahaan Manejer Investasinya. Jika investor ingin berinvestasi jangka panjang katakanlah dalam waktu 10 tahun pada reksadana saham, maka selama 10 tahun investor hanya perlu menyisihkan dana minimal Rp 100 ribu per bulan untuk berinvestasi.

Selamat Beinvestasi


Saat Saham Turun Reksadana Campuran Bisa Tetap Untung

Instrumen ini merupakan pilihan cerdas bagi investor pemula di pasar modal. Dengan menginvestasikan dana pada Reksadana Campuran investor akan selalu memperoleh keuntungan, walau kondisi pasar saham sedang turun.

Reksadana campuran merupakan produk reksadana dimana dana investor akan diinvestasikan pada saham dan obligasi secara bersamaan. Komposisi investasinya bervariasi ada 50 : 50 atau 70:30 serta 80 : 20 tergantung pada kebijakan yang dikeluarkan oleh Manejer Investasi. Pada produk reksadana campuran Manejer Investasi akan lebih fleksibel mengelola dana nasabah untuk memaksimalkan keuntungan.

Sebagai contoh, ketika waktu pilpres kemarin terlihat dari hasil perhitungan cepat bahwa pasangan Nomor urut 2 akan menang, pasar mulai bergerak naik. Manejer Investasi akan melihat hal ini sebagai suatu sinyal bahwa harga saham akan naik. Selanjutnya Manejer Investasi akan melakukan tindakan terukur dengan menaikkan komposisi investasi saham pada aset reksadana campuran. Ketika KPU mengumumkan secara resmi bahwa pasangan nomor urut 2 sebagai pemenang pilpres bursa saham mengalami kenaikan secara bersamaan dan banyak saham-saham yang menguat secara signifikan. Karena komposisi investasi saham sudah dinaikan sebelumnya oleh Manejer Investasi maka keuntungan reksadana campuran akan bertambah.

Contoh lainnya juga bisa dilihat dari kondisi politik baru-baru ini, dimana UU Pilkada akan direvisi. Rencana sebagian partai politik untuk mengubah UU Pilkada disambut negatif oleh bursa saham. Untuk menghindarkan kerugian akibat potensi harga saham yang akan turun, Manejer Investasi Reksadana Campuran akan mengurangi investasi pada saham. Dan komposisi investasi pada obligasi yang mempunyai imbal hasil yang pasti akan ditingkatkan. Dan setelah revisi UU Pilkada disetujui banyak investor asing menarik dana dari pasar saham Indonesia. Bursa saham mengalami penurunan, beberapa harga saham turun. Karena Manejer Investasi sudah mengurangi komposisi investasi saham sebelumnya maka kerugian akibat jatuhnya harga saham bisa dikurangi.


Hal diatas adalah contoh sederhana bagaimana produk reksadana campuran merupakan investasi yang fleksibel dalam mendatangkan keuntungan. Selain contoh di atas tentu banyak lagi hal-hal lain seperti isu ekonomi global, tingkat hutang suatu negara di dunia, tingkat suku bunga dan sebagainya yang menjadi perhatian Manejer Investasi. Manejer Investasi akan melalukan analisa terhadap hal-hal yang bisa mempengaruhi nilai investasinya. Serta mengambil tindakan yang tepat sehingga imbal hasil investasi reksadana campuran selalu positif. Perlu diketahui, Manejer Investasi terdiri dari tim yang cukup komplit, terdapat tim yang bertugas melakukan analisa terhadap berbagai hal-hal yang akan mempengaruhi nilai investasi.

Investor perorangan bisa saja melakukan investasi seperti yang dilakukan suatu perusahaan manejer investasi. Tetapi investor perorangan memiliki keterbatasan, khususnya pengetahuan analisa yang dalam, akses informasi dan waktu. Atau  walaupun investor perorangan sudah memiliki pengetahuan yang cukup serta bisa mendapatkan akses informasi yang memadai, namun tetap saja investor perorangan akan kesulitan dari segi waktu. Investor perorangan tidak bisa memonitor setiap saat instrumen investasi seperti yang dilakuka oleh perusahaan Manejer Investasi.

Dan bagi investor yang ingin memulai investasi di pasar modal, dan ingin menikmati keuntungan dari naiknya harga saham bisa memilih instrumen reksadana campuran sebagai aset investasinya.

Selamat Berinvestasi


Statistic Pengunjung